Friday, July 01, 2005

SEKOLAH IMAJINAS


peran penting kecerdasan emosi dalam memaknai kehidupankhususnya kehidupan yang terkait dengan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Saya merasakan sekali bahwa sekolah-sekolah di masa kini tampak kering dan gersang dari kemeriahan plus kegairahan yang menebar emosi. Memang, di luar kelas, di jam-jam istirahat, kita dapat menemukan tawa cerita di antara para siswa yang bersekolah. Namun, setelah jam istirahat selesai, kesuntukan pun dimulai.Ibarat mesin, sekolah, dan seluruh perangkat yang ada, seperti kehabisan pelumas atau oli. Bergeraknya roda sekolah seperti berderik-derik dan cepat panasatau membuat gerah. Sekolah seperti sebuah tempat yang amat kurang tetanaman yang menghijau dan gemericik air yang mengalir-menyegarkan. Sekolah bagaikan padang pasir yang terus mengepulkan debu, dan di kejauhan tampak para petualangyaitu para siswa dan gurunyayang kepayahan menahan dahaga.Untuk melumasi sekolah, menurut saya, salah satunya adalah bagaimana para penggiat sekolah memanfaatkan emosi. Tampaknya, hampir seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah perlu dilumuri emosi. Para siswa perlu didorong secara aktif untuk melibatkan diri subjektifnya secara total dengan mata pelajaran yang ingin dipelajarinya. Sementara itu, para guru sesekali perlu menyingkirkan kurikulum ketika menyampaikan mata pelajaran yang diajarkannya, dan mulai mencari sisi-sisi yang lebih kaya, luas, manusiawi, dan menggugah yang diperiknya dari ladang kehidupan nyata.Para guru, selain juga perlu mengaitkan diri subjektifnya dengan ilmu yang dikuasai dan ingin diajarkan kepada para siswa, tampaknya harus mencari kisah-kisah yang cair mengalir berkaitan dengan ilmunya. Sebuah ilmu tak akan memberikan makna jika tidak ada cerita atau muatan emosi di dalamnya.Artinya, rumus-rumus atau definisi-definisi itu akan kehilangan darah jika dijejalkan tanpa ada latar belakang kenapa ilmu itu muncul dan untuk apa ilmu itu dipelajari. Di sinilah Lantas, bagaimana bentuk pengajaran yang dapat dilakukan di sebuah sekolah imajinasi? Baik, saya akan merumuskan lebih dahulu apa yang saya maksud dengan imajinasi dan apa itu sekolah imajinasi. Imajinasi,sejauh yang saya tahu, adalah potensi ataukatakanlah daya-hebatyang dimiliki oleh manusia yang dapat membawanya hidup bukan saat ini dan di sini.Imajinasijika dapat dilatih dan digunakan secara konsistenakan memampukan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada.Bagi saya, imajinasi adalah kemampuan bermimpi atau kemampuan membayangkan sesuatu di depan yang kemudian membuat yang mampu membayangkan itu dapat terdorong untuk hidup di masa depan secara optimis dan memiliki harapan lebih baik. Imajinasi, ada kemungkinan, dapat dikaitkan dengan motivasi. Atau, yang lebih dahsyat,imajinasi dapat dikaitkan dengan keinginan mencapai sesuatu yang hebat dan lebih menarik secara habis-habisan. Imajinasi bukan terkait dengan mimpidi siang bolong atau para pengkhayal dan pelamun yang kakinya tidak berpijak di bumi. Imajinasi membawa diri terbang jauh ke angkasa, tetapi ada semacam taliyang tetap menghubungkan diri yang terbang itu dengan bumi.Sekolah imajinasi adalah sekolah yang berusaha menumbuhsuburkan kekuatan-dahsyat imajinasi. Sekolah ini tetap sebagaimana sekolah normal yang mengajarkan mata pelajaran sesuai kurikulum, hanya memasukkan kemampuan berimajinasi dalam setiap kegiatan belajar-mengajarkannya. Bagaimana caranya?
Pertama,setiap pengajarapa pun bidang mata pelajarannyaperlu mengumpulkan sebanyak mungkin dongeng dan berusaha menguasai kiat-kiat mendongeng atau bertutur dengan gaya bercerita yang mengesankan plus menggugah.Dongeng dapat menciptakan sayap kepada setiap orang yang mendengarkan dongeng. (Lihat buku bagus karyaGeorge W. Burns, 101 Kisah yang memberdayakan, Kaifa,2004).Kedua, upayakan setiap memulai mengajar, para guru itu membawa tulisan atau buku yang berisi dongeng.Sebelum para guru memasuki kelasnya, mereka perlu berlatih di rumah untuk membaca dongeng-dongeng itudan merasakan efek-mengubah dari dongeng yang ingin dibacakannya. Mula-mula, mungkin dongeng itu tak terkait dengan mata pelajaran yang ingin diajarkannya.Ini tidak ada masalah. Yang penting, yakinlah bahwa dongen dapat memberikan sayap dan mampu merangsang munculnya daya-daya imajinasi. Bagaimana jika anak didik malah tertarik dengan dongeng dan mengabaikan mata pelajaran? Ini dapat dibicarakan kemudian setelah pembacaan dongeng itu dipraktikkan lebih dahulu secara kontinu?Ketiga, ajaklah para anak didik juga mengumpulkan dongeng-dongeng yang membuat mereka memiliki sayap. Suatu ketika, bukan hanya guru yang mengawali pengajarannya dengan dongeng. Mintalah kepada para siswa agar mereka mau dan mampu membacakan dongeng-dongeng yang disukai dan yang telah menggugah dirinya untuk membangkitkan daya-daya imajinasinya.Sekali lagi, pengumpulan dongeng ini dapat dilakukan dengan mencari di buku-buku, di legenda-legenda,ataupun juga di film-film yang membangkitkan imajinasi.Saya tidak akan memperpanjang cara-cara praktis dan mudah yang dapat dipraktikkan di sekolah imajinasi.Atau, saya tidak akan membuat semacam kurikulum atau silabus atau pedoman pengajaran atau hal-hal lain yang malah dapat memberatkan yang ingin mencoba dan mempraktikkannya. Saya kira, usulan saya tersebutdapat dijalankan lebih dahulu. Telah lama saya menemukan buku-buku yang berceritabaik itu ditulis secara ilmiah maupun bukanyang kemudian membangkitkan emosi dan meningkatkan kecerdasan emosi saya. Selamatmenciptakan sekolah imajinasi dalam diri Anda.[]Hernowo

0 Comments:

Post a Comment

<< Home